Selasa, 10 April 2012

MALNUTRISI
Malnutrisi dapat terjadi oleh karena kekurangan gizi (undernutrisi) maupun karena kelebihan gizi (overnutrisi).
Keduanya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh dan asupan zat gizi esensial.

Perkembangan malnutrisi melalui 4 tahapan:

1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan
2. Perubahan kadar enzim
3. Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh
4. Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian.


Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu, yaitu:
- pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja
- selama kehamilan
- selama menyusui.

Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk menyerap zat gizipun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini adalah lebih besar dan juga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.


FAKTOR RESIKO

Bayi dan anak-anak merupakan resiko terbesar untuk mengalami kekurangan gizi karena mereka membutuhkan sejumlah besar kalori dan zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Mereka bisa mengalami kekurangan zat besi, asam folat, vitamin C dan tembaga karena makanan yang tidak memadai.
Kekurangan asupan protein, kalori dan zat gizi lainnya bisa menyebabkan terjadinya kekurangan kalori protein (KKP), yang merupakan suatu bentuk dari malnutrisi yang berat, yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan.

Kecenderungan untuk mengalami perdarahan pada bayi baru lahir (penyakit hemoragik pada bayi baru lahir), disebabkan oleh kekurangan vitamin K, dan bisa berakibat fatal.

Sejalan dengan pertumbuhannya, kebutuhan makanan anak-anak akan bertambah, karena laju pertumbuhan mereka juga bertambah.

Pada wanita hamil atau wanita menyusui, kebutuhan zat gizi meningkat untuk mencegah malnutrisi pada bayi dan dirinya sendiri.
Asam folat diberikan selama kehamilan untuk menurunkan resiko gangguan perkembangan otak atau tulang belakang (spina bifida) pada bayi.
Meskipun pada wanita-wanita pemakai pil KB lebih mungkin untuk menderita kekurangan asam folat, tidak ada bukti bahwa bayinya akan menderita defisiensi asam folat.

Bayi yang berasal dari ibu peminum alkohol akan mengalami gangguan keseimbangan fisik dan mental (sindroma alkohol pada janin), karena penyalahgunaan alkohol dan malnutrisi yang disebabkannya, bisa mempengaruhi pertumbuhan janin.

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, bisa mengalami kekurangan vitamin B12, jika ibunya adalah seorang vegetarian.

Pada orang tua dapat terjadi malnutrisi karena:
- merasa kesepian
- fisik dan mental yang mulai menurun
- kurang bergerak
- penyakit kronik.
Kemampuan penyerapan zat gizi pada orang tuapun sudah menurun, memungkinkan terjadi berbagai masalah seperti anemia karena kekurangan zat besi, osteoporosis dan osteomalasia.

Proses penuaan disertai dengan kehilangan sejumlah massa otot yang tidak ada hubungannya dengan penyakit atau kekurangan makanan. Berkurangnya massa otot ini sekitar 11 kg untuk laki-laki dan 5,5 kg untuk wanita.
Perhitungan tersebut berdasarkan:
- berkurangnya kecepatan proses metabolisme
- berkurangnya berat badan total dan
- bertambahnya lemak tubuh sekitar 20-30% pada laki-laki dan 27-40% pada wanita.
Karena perubahan-perubahan tersebut dan karena berkurangnya aktivitas fisik, orang tua memerlukan lebih sedikit kalori dan protein.

Pada orang-orang yang mempunyai penyakit kronik yang menyebabkan malabsorbsi, cenderung memiliki kesulitan dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E dan K), vitamin B12, kalsium dan zat besi.
Penyakit hati mengganggu penyimpanan vitamin A dan B12, dan mempengaruhi metabolisme protein dan glukosa (sejenis gula).
Penderita penyakit ginjal cenderung mengalami kekurangan protein, zat besi dan vitamin D.

Sebagian besar vegetarian merupakan vegetarian ovo-lakto, yaitu mereka tidak mengkonsumsi daging dan ikan, tapi mengkonsumsi telur dan produk olahan susu. Satu-satunya resiko dari diet semacam ini adalah kekurangan zat besi.
Vegetarian ovo-lakto cenderung berumur lebih panjang dan memiliki resiko yang lebih kecil untuk menderita penyakit kronik dibandingkan orang yang mengkonsumsi daging.
Tetapi kesehatan mereka yang lebih baik, juga merupakan hasil dari menghindari pemakaian alkohol dan tembakau, dan mereka cenderung berolah raga secara teratur.
Vegetarian yang tidak mengkonsumsi produk hewan (vegan), memiliki resiko untuk menderita kekurangan vitamin B12. Makanan bergaya oriental dan makanan yang difermentasi lainnya (misalnya minyak ikan), bisa memenuhi kebutuhan akan vitamin B12.

# Banyak makanan yang dinyatakan dapat meningkatkan kesehatan atau menurunkan berat badan. Tetapi pembatasan makanan yang sangat ketat, berdasarkan ilmu gizi adalah tidak sehat, karena dapat menyebabkan: Kekurangan vitamin, mineral dan protein
# Gangguan jantung, ginjal dan metabolisme
# Kematian .
Asupan kalori yang sangat rendah (kurang dari 400 kalori/hari) tidak dapat mempertahankan kesehatan dalam waktu yang lama.

Ketagihan alkohol atau obat-obatan bisa merusak gaya hidup seseorang sehingga asupan makanan yang cukup tidak terpenuhi, dan terdapat gangguan pada penyerapan dan metabolisme zat-zat gizi.
Alkoholisme adalah bentuk ketagihan obat yang paling sering ditemukan, yang memberikan efek serius terhadap status gizi seseorang. Pemakaian alkohol dalam jumlah yang sangat besar merupakan racun yang akan merusak jaringan, terutama pada saluran pencernaan, hati, pankreas dan sistem saraf (termasuk otak).
Alkoholisme merupakan penyebab paling sering dari kekurangan vitamin B1 (tiamin) di USA dan juga menyebabkan kekurangan magnesium, zat besi dan vitamin lainnya.


PEMBERIAN MAKANAN

Jika zat makanan tidak dapat diberikan melalui mulut, bisa diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan kedalam saluran pencernaan (nutrisi enteral) atau secara intravena (nutrisi parenteral).
Kedua cara tersebut bisa digunakan untuk memberikan makanan kepada orang-orang yang tidak mau atau tidak dapat makan, atau tidak dapat mencerna dan menyerap zat makanan.

Pemberian Makanan Melalui Selang

Penberian makanan melalui selang digunakan pada berbagai keadaan, termasuk pada penyembuhan luka bakar dan penyakit peradangan saluran pencernaan.

Sebuah selang plastik tipis (pipa nasogastrik) dimasukkan melalui hidung, menyusuri kerongkongan sampai mencapai lambung atau usus halus.
Jika selang ini harus digunakan untuk waktu yang lama, bisa secara langsung dimasukkan melalui sayatan kecil di dinding perut, ke dalam lambung atau usus halus.

Cairan yang dimasukkan melalui selang ini mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. 2-45% dari kebutuhan kalori total, berasal dari lemak.

Masalah yang timbul dari pemberian makanan lewat selang ini sangat jarang dan tidak terlalu serius:
- Pada beberapa penderita terjadi diare dan gangguan perut
- Kerongkongan bisa mengalami iritasi dan peradangan
- Makanan bisa terhirup ke dalam paru-paru. Merupakan komplikasi yang serius, tapi jarang terjadi. Bisa dicegah dengan menempatkan kepala pada posisi yang lebih tinggi untuk mengurangi regurgitasi atau dengan memasukkan cairan secara perlahan.


Pemberian Makanan Secara Intravena

Pemberian makanan secara intravena digunakan jika penderita tidak dapat menerima sejumlah makanan yang cukup melalui pipa nasogastrik.
Penderita yang mendapatkan makanan melalui intravena adalah:
- Penderita yang mengalami malnutrisi yang sangat berat dan akan menjalani pembedahan, terapi penyinaran atau kemoterapi
- Penderita luka bakar berat
- Kelumpuhan saluran pencernaan
- Diare atau muntah yang menetap.

Pemberian makanan melalui selang infus ini dapat memasok sebagian dari zat makanan yang dibutuhkan penderita atau seluruhnya (nutrisi parenteral total).
Tersedia sejumlah cairan yang bisa diberikan dan dapat dimodifikasi untuk penderita penyakit ginjal atau hati.

Nutrisi parenteral total memerlukan selang intravena yang lebih besar (kateter). Karena itu digunakan pembuluh balik (vena) yang lebih besar, misalnya vena subklavia.

Seseorang yang menjalani nutrisi parenteral total dipantau secara ketat terhadap perubahan berat badan, pengeluaran air kemih dan tanda-tanda infeksi.
Bila kadar gula darahnya menjadi terlalu tinggi, bisa ditambahkan insulin ke dalam cairan yang diberikan.

Infeksi merupakan resiko karena kateter biasanya digunakan untuk waktu yang lama dan cairan yang mengalir di dalamnya memiliki kadar gula yang tinggi, dimana bakteri bisa tumbuh dengan mudah.

Nutrisi parenteral total bisa menyebabkan komplikasi lainnya:
- Jika terlalu banyak kalori, terutama lemak, hati bisa membesar.
- Lemak yang berlebihan di dalam vena bisa menyebabkan sakit punggung, demam, menggigil, mual dan berkurangnya jumlah trombosit. Tetapi hal ini terjadi pada kurang dari 3% penderita.
- Penggunaan jangka panjang bisa menyebabkan nyeri tulang.


KELAPARAN

Kelaparan bisa merupakan akibat dari:
# Puasa
# Anoreksia nervosa
# Penyakit saluran pencernaan yang berat
# Stroke
# Koma,

Tubuh melawan kelaparan dengan memecahkan jaringannya sendiri dan menggunakannya sebagai sumber kalori. Sebagai akibatnya, organ-organ dalam dan otot mengalami kerusakan yang progresif dan lemak tubuh (jaringan adiposa) semakin menipis.

Seorang dewasa dapat kehilangan separuh dari berat badannya dan anak-anak lebih dari separuh berat badannya.
Kehilangan berat yang sebanding paling banyak terjadi di hati dan usus, lalu di jantung dan ginjal, dan paling sedikit di sistem saraf.

Tanda yang paling jelas dari berkurangnya berat badan adalah berkurangnya lemak di bagian tubuh yang dalam keadaan normal menyimpan lemak, berkurangnya ukuran otot dan menonjolnya tulang-tulang.

Kulit menjadi tipis, kering, tidak elastis, pucat dan dingin.

Rambut menjadi kering, jarang/tipis dan mudah rontok.

Sebagian besar sistem tubuh akan terkena akibatnya dan kelaparan total akan berakibat fatal dalam 8-12 minggu.


Pengembalian asupan makanan seperti sedia kala membutuhkan waktu tergantung pada berapa lama orang tersebut mengalami kelaparan dan seberapa parah organ tubuh yang terkena akibat kelaparan tersebut.
Saluran pencernaan menyusut selama kelaparan, dan tidak dapat berfungsi langsung saat pertama kali. Cairan seperti jus, susu dan sup sangat disarankan bagi pasien yang dapat makan lewat mulut untuk pertama kali makan.

Setelah beberapa hari makanan cair tersebut dapat diganti dengan makanan yang lebih padat dan kalorinya dinaikkan secara bertahap mulai dari 500 kalori/hari.
Biasanya makanan padat yang dihancurkan diberikan dalam porsi kecil pada beberapa waktu untuk menghindari diare.

Penderita harus bertambah 3 atau 4 pond seminggu sampai berat badan normal tercapai.
Pada awalnya beberapa penderita harus mendapatkan makanannya lewat pipa nasogastrik.
Pemberian makanan lewat infus diperlukan bila penderita mengalami malabsorpsi dan diare persisten.


KURANG KALORI PROTEIN

Diantara kelaparan yang berat dan nutrisi yang cukup, terdapat tingkatan yang bervariasi dari nutrisi yang tidak memadai, seperti Kurang Kalori Protein (KKP), yang merupakan penyebab kematian pada anak-anak di negara-negara berkembang.

Pertumbuhan yang cepat, adanya infeksi, cedera atau penyakit menahun, dapat meningkatkan kebutuhan akan zat-zat gizi, terutama pada bayi dan anak-anak yang sebelumnya telah menderita malnutrisi.

Kurang kalori protein disebabkan oleh konsumsi kalori yang tidak memadai, yang mengakibatkan kekurangn protein dan mikronutrisi (zat gizi yang diperlukan dalam jumlah sedikit, misalnya vitamin dan mineral).

Terdapat tiga jenis KKP, yaitu:

1. KKP Kering : jika seseorang tampak kurus dan mengalami dehidrasi
2. KKP Basah : jika seseorang tampak membengkak karena tertahannya cairan
3. KKP Menengah : jika seseorang berada dalam kondisi diantara KKP kering dan KKP basah.


KKP kering disebut marasmus, merupakan akibat dari kelaparan yang hampir menyeluruh.
Seorang anak yang mengalami marasmus, mendapatkan sangat sedikit makanan, sering disebabkan karena ibu tidak dapat memberikan ASI.
Badannya sangat kurus akibat hilangnya otot dan lemak tubuh.
Hampir selalu disertai terjadinya infeksi.
Jika anak mengalami cedera atau infeksi yang meluas, prognosanya buruk dan bisa berakibat fatal.

KKP basah disebut kwashiorkor, yang dalam bahasa Afrika berarti 'anak pertama-anak kedua'.
Istilah tersebut berdasarkan pengamatan bahwa anak pertama menderita kwashiorkor ketika anak kedua lahir dan menggeser anak pertama dari pemberian ASI ibunya. Anak pertama yang telah disapih tersebut mendapatkan makanan yang jumlah zat gizinya lebih sedikit bila dibandingkan dengan ASI, sehingga tidak tumbuh dan berkembang.
Kekurangan protein pada kwashiorkor biasanya lebih jelas dibandingkan dengan kekurangan kalori, yang mengakibatkan:
- tertahannya cairan (edema)
- penyakit kulit
- perubahan warna rambut.
Anak yang menderita kwashiorkor biasanya telah menjalani penyapihan, sehingga usianya lebih besar daripada anak yang menderita marasmus.

KKP menengah disebut marasmik-kwashiorkor.
Anak-anak yang menderita KKP ini menahan beberapa cairan dan memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan dengan penderita marasmus.

Kwashiorkor lebih jarang ditemukan dan biasanya terjadi dalam bentuk marasmik-kwashiorkor.
Kwashiorkor cenderung terjadi di negara-negara dimana serat dan makanan digunakan untuk menyapih bayi (misalnya umbi jalar, singkong, beras, kentang dan pisang), yang sedikit mengandung protein dan sangat banyak mengandung zat tepung; yaitu di pedesaan Afrika, Karibia, kepulauan Pasifik dan Asia Tenggara.

Pada marasmus, sebagaimana yang terjadi pada kelaparan, tubuh menghancurkan/memecahkan jaringannya sendiri untuk digunakan sebagai kalori:
# Cadangan karbohidrat yang disimpan dalam hati habis terpakai
# Protein di otot dipecah untuk menghasilkan protein baru
# Cadangan lemak dipecah untuk menghasilkan kalori.
Sebagai akibatnya seluruh tubuh mengalami penyusutan.

Pada kwashiorkor, tubuh hanya mampu menghasilkan sedikit protein baru. Akibatnya kadar protein dalam darah menjadi berkurang, menyebabkan cairan terkumpul di lengan dan tungkai sebagai edema.
Kadar kolesterol juga menurun dan terjadi perlemakan pada hati yang membesar (pengumpulan lemak yang berlebihan di dalam sel-sel hati).

Kekurangan protein akan menganggu:
- pertumbuhan badan
- sistem kekebalan
- kemampuan untuk memperbaiki kerusakan jaringan
- produksi enzim dan hormon.

Pada marasmus dan kwashiorkor sering terjadi diare.

Perkembangan tingkah laku pada anak yang menderita malnutrisi berat sangat lambat dan bisa terjadi keterbelakangan mental.
Biasanya anak yang menderita marasmus tampak lebih sakit daripada anak yang lebih tua yang menderita kwashiorkor.

Seorang bayi yang menderita KKP biasanya mendapatkan makanannya melalui infus selama 24-48 jam pertama di rumah sakit.

Antibiotik biasanya diberikan melalui cairan intravena, pada bayi-bayi yang mengalami infeksi berat.

Bila sudah memungkinkan, susu formula diberikan lewat mulut.

Jumlah kalori yang diberikan ditingkatkan secara bertahap, sehingga bayi yang pada saat masuk rumah sakit memiliki berat 6,5-7 kg, akan menunjukkan pertambahan berat sebesar 3,5 kg dalam 12 minggu.


PROGNOSIS

Lebih dari 40% anak-anak yang menderita KKP meninggal.
Kematian yang terjadi pada hari pertama pengobatan biasanya disebabkan oleh:
- gangguan elektrolit
- infeksi
- hipotermia (suhu tubuh yang sangat rendah)
- kegagalan jantung.

Keadaan setengah sadar (stupor), jaundice (sakit kuning), pendarahan kulit, rendahnya kadar natrium darah dan diare yang menetap merupakan pertanda buruk.
Pertanda yang baik adalah hilangnya apati, edema dan bertambahnya nafsu makan.

Penyembuhan pada kwashiorkor berlangsung lebih cepat.

Efek jangka panjang dari malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak diketahui.
Jika anak-anak diobati dengan tepat, sistem kekebalan dan hati akan sembuh sempurna. Tetapi pada beberapa anak, penyerapan zat gizi di usus tetap mengalami gangguan.

Beratnya gangguan mental yang dialami berhubungan dengan lamanya anak menderita malnutrisi, beratnya malnutrisi dan usia anak pada saat menderita malnutrisi.
Keterbelakangan mental yang bersifat ringan bisa menetap sampai anak mencapai usia sekolah dan mungkin lebih.

PENYEBAB

# Kekurangan gizi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kekurangan zat-zat gizi ensensial, yang bisa disebabkan oleh: Asupan yang kurang karena makanan yang jelek atau penyerapan yang buruk dari usus (malabsorbsi)
# Penggunaan berlebihan dari zat-zat gizi oleh tubuh
# Kehilangan zat-zat gizi yang abnormal melalui diare, pendarahan, gagal ginjal atau keringat yang berlebihan.
Kelebihan gizi adalah suatu keadaan dimana terdapat kelebihan dari zat-zat gizi esensial.
Hal ini dapat terjadi karena:

1. Kelebihan makan
2. Penggunaan vitamin atau suplemen makanan lainnya yang berlebihan
3. Kurang melakukan aktivitas.


Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kekurangan gizi:

1. Bayi dan anak kecil yang nafsu makannya jelek
2. Remaja dalam masa pertumbuhan yang pesat
3. Wanita hamil dan wanita menyusui
4. Orang tua
5. Penderita penyakit menahun pada saluran pencernaan, hati atau ginjal, terutama jika terjadi penurunan berat badan sampai 10-15%
6. Orang yang menjalani diet untuk jangka panjang
7. Vegetarian
8. Penderita ketergantungan obat atau alkohol yang tidak cukup makan
9. Penderita AIDS
10. Pemakaian obat yang mempengaruhi nafsu makan, penyerapan atau pengeluaran zat gizi
11. Penderita anoreksia nervosa
12. Penderita demam lama, hipertiroid, luka bakar atau kanker.


Orang-orang yang memiliki resiko mengalami kelebihan gizi:

1. Anak-anak dan dewasa yang makannya banyak tetapi tidak melakukan olah raga
2. Kelebihan berat badan >20%
3. Makanan yang mengandung lemak tinggi dan garam tinggi
4. Orang yang mengkonsumsi asam nikotin (niasin) dosis tinggi, untuk mengobati hiperkolesterolemia
5. Wanita yang mengkonsumsi vitamin B6 (piridoksin) dosis tinggi, untuk mengobati sindroma premenstrual
6. Orang yang mengkonsumsi vitamin A dosis tinggi, untuk mengobati penyakit kulit
7. Orang yang mengkonsumsi zat besi atau mineral lainnya dalam dosis tinggi, tanpa resep dari dokter.

TIPS MENCERAHKAN KULIT

Sudah ratusan ribu rupiah Anda keluarkan untuk membeli produk perawatan kecantikan, namun kulit tak juga cerah, apalagi bercahaya. Mungkin masalahnya bukan pada krim malam Anda, tapi pada makanan yang Anda konsumsi. Berikut ini 10 makanan yang bisa membuat kulit cerah bercahaya.

1. ALPUKAT
Tak semua lemak buruk untuk tubuh. Lemak yang ada di alpukat justru adalah lemak yang membantu menetralisir lemak buruk. Dipadukan dengan vitamin E, alpukat sangat ampuh untuk mengurangi kekeringan pada kulit dan rambut.

2. BUAH BERRY
Strawberry, blueberry, raspberry, blackberry, dan berry-berry lain mengandung kolagen yang membuat kulit kenyal, halus, dan kencang.

3. TEH HIJAU
Teh hijau mengandung catechins, antioksidan yang membantu memerangi virus dan memperlambat proses penuaan.

4. KACANG-KACANGAN
Kaya vitamin A dan E. kacang-kacangan melindungi kulit dari polutan sekaligus mengurangi efek buruk sinar UV. Kacang Brazil bahkan memiliki manfaat lebih yaitu menguatkan rambut, kuku, dan membuat kulit jadi lebih kenyal.

5. IKAN BERMINYAK
Ikan yang mengandung minyak seperti sarden dan makarel memiliki asam lemak yang penting untuk membuat kulit ekstralembap dan mencegah kerutan.

6. MINYAK ZAITUN
Ini adalah salah satu bahan makanan yang baik bukan hanya untuk kulit tapi juga untuk rambut, kuku, dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Seperti alpukat, minyak zaitun kaya dengan lemak baik, vitamin A, dan vitamin E, untuk membuat kulit halus dan awet muda. Pilihlah Virgin Olive Oil yang belum diproses secara kimiawi.

7. YOGHURT PROBIOTIC
Kaya akan bakteri baik, yoghurt probiotic sangat bagus bagi kesehatan kulit. Penelitian menunjukkan bahwa penderia eksim pun bisa terbantu dengan asupan yoghurt probiotic setiap hari.

8. BAYAM
Sayuran favorit Popeye Si Pelaut ini adalah sumber makanan yang kaya vitamin B, C, dan E. Vitamin C dan E adalah kombinasi ampuh melawan penuaan, sedangkan vitamin E merangsang energi dan membuat kulit bercahaya.

9. GANDUM
Gandum jenis wholegrains kaya akan serat yang membantu proses pencernaan. Pencernaan lancar, racun yang mengendap di kulit pun lancar terbuang, dan kulit akan terlihat lebih cerah.

10. SEMANGKA
Ini adalah salah satu buah yang mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kulit. Daging buahnya kaya akan vitamin A, B, dan C, sedangkan bijinya mengandung selenium, lemak baik, zinc, dan vitamin E. Semua hal ini ampuh memerangi kerusakan radikal dan penuaan dini.


DIABETES MELLITUS


1. Definisi
Diabetes mellitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
Tingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita DM atau tidak. Tabel berikut menunjukkan kriteria DM atau bukan :
Bukan DM Puasa Vena      <  100 Kapiler   < 80 2 jam PP -
Gangguan Toleransi Glukosa Puasa Vena   100  -  140 Kapiler   80 -   120 2 jam PP Vena  100 -  140 Kapiler  80 - 120
DM Puasa Vena       >  140 Kapiler    > 120 2 jam PP Vena     > 200 Kapiler  > 200
Jenis Diabetes Melitus dikelompokkan menurut sifatnya :
  • Diabetes mellitus tergantung insulin
  • Diabetes mellitus tidak tergantung insulin, terdiri penderita gemuk dan kurus
  • Diabetes mellitus terkait malnutrisi
Diabetes melitus yang terkait keadaan atau gejala tertentu seperti penyakit pankreas, penyakit hormonal, obat-obatan / bahan kimia, kelainan insulin / reseptornya, sindrom genetik dll

2. Faktor Penyebab Diabetes melittus
Umumnya diabetes melittus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin, akibatnya terjadi kekurangan insulin.
Disamping itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukan glukosa kedalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau sebab lain yang belum diketahui

3. Type Diabetes Mellitus

Penyakit diabetes mellitus (DM)-yang dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau kencing manis-terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak berfungsi baik.
Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.
Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.
Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk sel.
Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah. Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan pelbagai komplikasi. Bagi penderita Diabetes Melitus yang sudah bertahun-tahun minum obat modern seringkali mengalami efek yang negatif untuk organ  tubuh lain.

4.  Gejala Penderita Diabetes Mellitus
Tiga gejala klasik yang dialami penderita diabetes. Yaitu:
  • banyak minum,
  • banyak kencing,
  • berat badan turun.
Pada awalnya, kadang-kadang berat badan penderita diabetes naik. Penyebabnya, kadar gula tinggi dalam tubuh. Maka perlu waspada apabila keinginan minum kita terlalu berlebihan dan juga merasa ingin makan terus. Berat badan yang pada awalnya terus melejit naik lalu tiba-tiba turun terus tanpa diet. Tetangga saya ibu Ida juga tak pernah menyadari kalau menderita diabet ketika badannya yang gemuk tiba-tiba terus menyusut tanpa dikehendaki. Gejala lain, adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di malam hari, gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau luka yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan.
Gejala:
Pada tahap awal gejala umumnya ringan sehingga tidak dirasakan, baru diketahui sesudah adanya pemeriksaan laboratorium.
Pada tahap lanjut gejala yang muncul antara lain :
  • Rasa haus
  • Banyak kencing
  • Berat badan turun
  • Rasa lapar
  • Badan lemas
  • Rasa gatal
  • Kesemutan
  • Mata kabur
  • Kulit Kering
  • Gairah sex lemah
Komplikasi:
  • Penglihatan kabur
  • Penyakit jantung
  • Penyakit ginjal
  • Gangguan kulit dan syaraf
  • Pembusukan
  • Gairah sex menurun
Jika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Maka bagi penderita diabet jangan sampai lengah untuk selalu mengukur kadar gula darahnya, baik ke laboratorium atau gunakan alat sendiri. Bila tidak waspada maka bisa  berakibat pada gangguan pembuluh darah a.l.
  • gangguan pembuluh darah otak (stroke),
  • pembuluh darah mata (gangguan penglihatan),
  • pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
  • pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), serta
  • pembuluh darah kaki (luka yang sukar sembuh/gangren).
Penderita juga rentan infeksi, mudah terkena infeksi paru, gigi, dan gusi serta saluran kemih.


Diabetes melitus tipe 2 atau sering juga disebut dengan Non Insuline Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) merupakan penyakit diabetes yang disebabkan oleh karena terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Keadaan ini akan menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi naik tidak terkendali. Kegemukan dan riwayat keluarga menderita kencing manis diduga merupakan faktor resiko terjadinya penyakit ini.
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta yang terdapat dalam pankreas. Pada keadaan normal, kadar insulin dalam darah akan berfluktuasi tergantung kadar gula dalam darah. Kadar insulin akan meningkat sesaat setelah makan dan akan menurun begitu kita tidak memakan sesuatu. Fungsi utama insulin adalah mendistribusikan glukosa yang terdapat dalam darah ke seluruh tubuh guna di metabolisme untuk menghasilkan energi. Bila kadar gula atau glukosa yang ada melebihi kebutuhan maka kelebihan itu akan disimpan dalam hati. Simpanan glukosa ini akan dilepaskan jika diperlukan misalnya saat tubuh kita kelaparan.
Saat seseorang menderita diabetes melitus tipe 2 maka ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu, sel beta yang terdapat dalam pankreas produksi insulinya tidak mencukupi atau produksinya cukup namun tubuh resisten terhadap insulin. Kedua keadaan ini akan menyebabkan kadar glukosa dalam darah akan meningkat.
Untungnya tubuh mempunyai mekanisme yang sangat bagus untuk memberitahukan kita bila terjadi suatu kelainan. Sangatlah penting untuk mengetahui gejala diabetes melitus tipe 2 secara dini sebab semakin dini pengobatan dilakukan maka akan semakin bagus hasilnya dan semakin kecil kemungkinan terjadinya komplikasi. Berikut adalah beberapa gejala diabetes melitus tipe 2 yang patut kita waspadai.
Kelelahan yang luar biasa merupakan gejala yang paling awal dirasakan oleh penderita diabetes melitus tipe 2. Pasien akan merasakan tubuhnya lemas walaupun tidak melakukan aktifitas yang tidak terlalu berat. Jadi, bila anda selalu merasa lelah dan mengantuk meskipun sebelumnya anda tidak begadang, ada baiknya anda segera menemui dokter.
Penurunan berat badan secara drastis. Jika anda memakan makanan yang berlebihan maka tubuh anda akan semakin gemuk. Kelebihan lemak dalam tubuh akan menyebabkan resistensi tubuh terhadap insulin meningkat. Pada orang yang telah menderita diabetes, walaupun ia makan makanan secara berlebihan tubuhnya tidak menjadi gemuk dan malah mengurus hal ini disebabkan karena otot tidak mendapatkan cukup energi untuk tumbuh.
Gangguan penglihatan. Kadar gula yang tinggi dalam darah akan menarik cairan dalam sel keluar, hal ini akan menyebabkan sel menjadi keriput. Keadaan ini juga terjadi pada lensa mata, sehingga lensa menjadi rusak dan penderita akan mengalami gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan ini akan membaik bila diabetes melitus berhasil ditangani dengan baik. Bila tidak tertangani, gangguan penglihatan ini akan dapat memburuk dan menyebabkan kebutaan.
Sering terinfeksi dan bila luka sulit sekali sembuh. Keadaan ini bisa terjadi karena kuman tumbuh subur akibat dari tingginya kadar gula dalam darah. Selain itu, jamur juga sangat menikmati tumbuh pada darah yang tinggi kadar glukosanya.
Demikianlah beberapa gejala tambahan yang bisa anda perhatikan pada penyakit diabetes melitus tipe 2.

KEDELAI DAN TEMPE

KEDELAI

·   Klasifikasi Ilmiah
         Kerajaan           : Plantae
         Filum                 : Magnoliophyta
         Kelas                 : Magnoliopsida
         Ordo                  : Fabales
         Suku                 : Fabaceae
         Subsuku           : Faboideae
         Marga                : Glycine (L) Merr.

·   Spesies
         Glycine max
         Glycine soja

·   Pengertian
                        Kedelai atau kacang kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan Timur Jauh seperti kecap, tahu dan tempe. Kedelai yang dibudidayakan sebenarnya terdiri dari paling tidak dua spesies: Glycine max (disebut kedelai putih, yang bijinya bisa berwarna kuning, agak putih, atau hijau) dan Glycine soja (kedelai hitam, berbiji hitam). G. max merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti Tiongkok dan Jepang selatan, sementara G. soja merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara.
Kedelai merupakan sumber utama protein nabati dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Tiongkok. Pemuliaan serta domestikasi belum berhasil sepenuhnya mengubah sifat fotosensitif kedelai putih. Di sisi lain, kedelai hitam yang tidak fotosensitif kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesia.

·   Kandungan Gizi dalam Kedelai
                        Kacang kedelai mengandung kalori; karbohidrat; lemak; protein; serat makanan; vitamin-vitamin, antara lain A, B1, B3, B5, B6, B12, Bc, C, E, F, K; mineral-mineral antara lain Besi, Boron, Cobalt, Fosfor, Kalium (Potassium), Kalsium, Magnesium, Natrium (Sodium), Seng; Air; Asam amino Glisin dan Arginin; Genistein; Daidzein; Fitosterol; Asam Fitat; Asam Fenolat dan Protease Inhibitor.
                        Kandungan Zat Gizi pada Kedelai antara lain Protein (34.1 %), Karbohidrat (33.5 %), Lemak (17.7%), Air (10%) dan Ampasnya (4,7%). Kadar Protein yang terdapat pada Kacang Kedelai hampir dua kali lipat Protein yang terdapat pada Hewan, misalnya Protein Daging Sapi hanya 18%.
                        Selain itu, kandungan zat gizi lain yang terdapat pada Kacang Kedelai antara lain Vitamin-vitamin : A, Vitamin anti beri-beri(B1),B12 dan F, mineral yang utama antara lain Kalium (Potassium), Kalsium, Fosfor, Magnesium dan Zat Besi.
                        Di dalam Minyak Kacang Kedelai mengandung Senyawa-senyawa antara lain: Lesitin, Sitosterol dan Flavonoid. Kandungan Isoflavon dalam Kacang Kedelai cukup besar, yang merupakan Fitoesterogen yang memiliki fungsi sebagai Antioksidan. Selain itu, juga mengandung Enzim Lipoxidase yang menyebabkan Bau Langu.

·   Manfaat Kedelai bagi Kesehatan
1.    Menurunkan Kolesterol dan Trigliserida Darah
Kedelai mengandung Lesitin sebagai Pelindung, yang melindungi Triliunan sel dari lemak. Lesitin mencegah penggumpalan Lemak di dalam sel atau menurunkan pengaruh kumulatifnya dan membantu membuang deposit Lemak yang menumpuk.
2.    Menurunkan Risiko Kanker
Kedelai mengandung Protease Inhibitor Anti-Kanker, dalam kedelai terdapat sejumlah zat yang sefcara bersama-sama saling menguatkan dalam menghabisi benih kanker. Senyawa Protease Inhibitor kedelai ampuh melumpuhkan berbagai jenis Kanker. Daya bunuh kanker dibantu serat kasar kedelai, yang kadarnya 2 gr/100 gr. Dalam melawan kanker Protease Inhibitor dan serat kasar bekerja sama dengan Genistein. Senyawa satu ini akan menghentikan pembentukan suatu enzim pemasok makanan bagi benih Kanker dan merusak Lintasan Penyalurannya. Karena pasokan makanannya dihabisi, maka terhenti pertumbuhan kanker.
3.    Menghilangkan dan Mencegah Konstipasi
Kandungan serat dalam kedelai membantu kesehatan kolon an fungsi usus, mencegah dan menghilangkan konstipasi serta melindungi tubuh dari penyakit Divertikular dan Hemoroid.
4.    Mengatur Gula Darah
Penderita Diabetik sebaiknya mengkonsumsi kedelai, karena mampu mempertahankan penurunan kadar insulin dan mengendalikan kadar gula darah.
5.    Mencegah dan Melarutkan Batu Empedu
Mengkonsumsi protein  kedelai berbeda dengan mengkonsumsi protein hewani, dimana dapat mencegah batu empedu serta menghilangkannya jika batu itu sudah terbentuk.
6.    Menggantikan Esterogen
Kedelai mengandung esterogen alami yang tinggi. Sesuai penelitian di Harvard University, memberikan kedelai setiap hari pada wanita menopouse untuk melihat apakah hormon-hormon mereka meningkat.
7.    Menurunkan Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Senyawa Genistein pada kedelai dapat mencegah terjadinya penyakit jantung dan stroke. Genistein akan memperlambat aktivitas enzim trombin, sehingga mencegah penggumpalan darah. Hal ini akan mencegah terbentuknya kerak lemak paa dinding pembuluh darah (atersoklerosis), penyebab terhambatnya pasokan darah segar baik yang menuju ke otak, jantung maupun penis.
Selain itu, manfaat antiaterosklerosisnya bekerja dengan cara menghambat pembentukan otot halus yang mempermudah melekatnya kerak lemak pada dinding pembuluh. Dengan demikian, terjadinya penyakit Jantung dan Stroke akibat terhambatnya pasokan darah segar kaya akan Hb dan O2 tidak akan terjadi.
8.    Meningkatkan Pembentukan Tulang
Kedelai meningkatkan pembentukan tulang karena isoflavon kedelai mampu menstimulasi aktivitas pembentukan sel-sel tulang melalui aktivitas reseptor-reseptor esterogen, serta isoflavonnya mampu meningkatkan produksi hormon pertumbuhan : insulin-like growth factor-1 (IGF-1).
9.    Kaya akan kandungan Protein
10. Bebas dari Lemak Jenuh
11. Rendah kolesterol
12. Menjaga keseimbangan hormon insulin dengan adanya Asam amino glisin dan Arginin.

Selain bermanfaat bagi kesehatan, kedelai digunakan sebagai pupuk hijau dan pakan ternak, karena akarnya memiliki bintil pengikat N2 bebas dan merupakan tanaman serbaguna dengan kadar protein tinggi.

·   Produk Olahan dari Kedelai
Pemanfaatan utama dari kedelai adalah bijinya. Biji kedelai kaya protein dan lemak serta zat gizi lain misalnya vitamin (asam fitat) dan lesitin. Olahan dari biji kedelai antara lain :
ü  Tempe
ü  Tahu
ü  Saus penyedap (kecap)
ü  Susu kedelai
ü  Tepung kedelai
ü  Minyak (dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, crayon, pelarut dan biodiesel)

·   Program sederhana untuk menurunkan kadar kolesterol
û  Rendam satu cangkir kedelai dalam air panas dan ditutupi selama satu malam
û  Tiriskan dan masukkan ke dalam panci yang berisi lima cangkir air
û  Didihkan, ditutupi dan didiamkan sampai lunak
Sebaiknya konsumsi semangkuk kedelai rebus sedikitnya tiga kali sehari. Alternatif yang sangat sehat untuk makanan berlemak sebaiknya dicampur dengan sayuran, karena sayuran mampu mengendalikan akumulasi lemak di dalam sel dan membantu menghancurkan lemak yang menggumpal dan membuangnya dari tubuh.

·   Cara memilih kedelai
Sebaiknya memilih kedelai yang baik dan tidak ada tanda-tanda kebusukan. Kedelai sebaiknya berukuran kecil, merata, bulat, halus dan tidak pecah. Kedelai dapat tahan sampai enam bulan apabila disimpan dalam lemari pendingin dan tertutup rapat.


TEMPE

Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan. Fermentasi tempe menggunakan kapang rhizopus ("ragi tempe").
Tempe kaya akan serat, kalsium, vitamin B dan zat besi. Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Terutama kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menemukan tempe sebagai pengganti daging. Dengan ini sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia.
Dari kelas bawah, tempe terangkat menjadi makanan primadona yang kaya gizi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.

·   Kandungan Gizi dari Tempe
Ø  Karbohidrat
Ø  Protein
Ø  Lemak
Ø  Vitamin
Pada tempe, terdapat dua kelompok vitamin yaitu Larut air (vitamin B kompleks) dan Larut lemak (A, D, E, K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Selain itu, juga mengandung vitamin B1, B2, B6, B12, asam pantotenat dan asam nikotinat. Vitamin B12 terdapat dalam produk-produk hewani, tetapi tidak dijumpai pada makanan nabati, namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kadar vitamin ini antara 1,5-6,3 mikrogram/ 100gram tempe kering.
Ø  Mineral
Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Tempe mengandung mineral besi (9.39 mg/100gr), tembaga (2.87mg/100gr) dan Zink (8.05mg/100gr). Kapang tempe mampu menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat menjadi fosfor dan inositol.
Ø  Antioksidan
Zat antioksidan pada tempe dalam bentuk isoflavon yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Seperi hanya vitamin C, E dan karotenoid. Dalam kedelai teradapat tiga jenis isoflavon, yaitu aidzei, glisitein, dan genistein. Selain itu, jenis isoflavon yang terdapat pada tempe yaitu antioksidan faktor II yang mempunyai sifat antioksidan dibanding isoflavon lainnya.

·   Manfaat dari Tempe
1.    Menghambat proses penuaan
2.    Mencegah terjadinya penyakit degeneratif, misalnya aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus dan kanker.
3.    Mengandung zat anti bakteri penyebab diare, penurun klesterol, pencegah penyakit jantung dan hipertensi
4.    Menyembuhkan pertumbuhan berat badan penderita Gizi buruk dan diare
5.    Dapat menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya flatulensi/ perut kembung.
6.    Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian
7.    Tinggi akan kandungan serat
8.    Tempe mudah untuk dicerna

·   Cara memilih tempe
Pada umumnya, kebanyakan orang lebih suka memilih tempe yang terbuat dari kedelai utuh, karena kualitasnya lebih bagus daripada tempe kedelai pecah-pecah, walaupun harganya lebih mahal.
Pada tempe kedelai pecah-pecah, kapang lebih mudah menembus kedelai, sehingga pemecahan ikatan protein menjadi asam amino lebih efektif. Hal ini menyebabkan kandungan proteinnya lebih mudah diserap dan digunakan oleh tubuh.
Berbeda dengan asam amino penyusun protein pada bahan makanan lain, asam amino kedelai tiak mudah teroksidasi meskipun permukaannya lebih banyak terpapar di udara.
Tempe terbuat dari kedelai pecah, mutu proteinnya lebih bagus. Tempe kedelai pecah sedikit sekali menghasilkan radikal bebas yang dapat merusak sel dan mempercepat proses penuaan.
Jadi, lebih baik memilih tempe dari kedelai pecah. Selain mutu proteinnya yang lebih baik, dan harganyapun relatif murah.







EFEK NUTRISIONAL TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) VARIETAS NTT TERHADAP KADAR ALBUMIN TIKUS WISTAR KURANG ENERGI PROTEIN
(Studi In Vivo Kelor sebagai Kandidat Terapi Suplementasi
pada Kasus Gizi Buruk)


Abstrak
Kata Kunci: Tepung Daun Kelor, Kadar Albumin, Tikus Wistar Kurang Energi Protein

Malnutrisi menjadi salah satu faktor utama penyebab kematian bayi di daerah tropis dan subtropis. Di negara miskin, satu dari lima bayi meninggal selama proses pertumbuhannya. Prevalensi gizi kurang di Indonesia mengalami peningkatan dari 27.5% tahun 2003 menjadi 28% pada tahun 2006, demikian pula prevalensi gizi buruk meningkat dari 8.2% tahun 2003 menjadi 8,5% pada tahun 2006 (Susenas, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu model terapi nutrisional baru sebagai upaya untuk mengatasi kejadian luar biasa kasus Gizi Buruk di Indonesia, dengan pemanfaatan tepung daun kelor sebagai suplemen yang menjadi sumber mikro dan makronutrient untuk penanganan kasus malnutrient. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan percobaan acak kelompok (RAK) dengan perlakuan dosis tepung kelor yang digunakan yaitu 180, 360, 720, dan 1440 mg/hari dengan menggunakan daun kelor varietas NTT. Kelompok percobaan meliputi kelompok kontrol negatif, kontrol positif, tikus percobaan kelompok diet normal, KEP dan kelompok KEP dengan pemberian tepung kelor dengan 6 kali ulangan. Seluruh teknis pengolahan data dianalisis secara komputerisasi dengan One way Anova menggunakan Software Statistical Product and Servive Solution 16 PS (SPSS 14 PS) dengan taraf signifikan (p < 0,05) untuk mengetahui perbedaan kadar Albumin antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Data hasil analisis disajikan dalam bentuk mean±SD. Dari hasil pengujian kandungan gizi kelor jenis hijau dari varietas NTT yang mengandung 27,01% protein per 100 g tepung kering daun kelor, nampak bahwa potensi kelor varietas lokal NTT dapat disetarakan dengan kelor yang telah direkomendasikan pada hasil penelitian di Afrika.. Hal ini berarti dari hasil penelitian pemberian tepung daun kelor varietas NTT pada model hewan KEP dapat dijadikan sebagai rekomendasi awal untuk eksplorasi lebih lanjut potensi nutrisional tepung daun kelor varietas NTT sebagai kandidat suplemen nutrisi untuk kasus malnutrisi. Dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung daun kelor varietas NTT dapat meningkatkan status gizi tikus model KEP dengan indikator kadar albumin darah dan dosis optimal tepung daun kelor varietas NTT yang bisa meningkatkan status gizi tikus KEP adalah 720 mg/hari.


PENDAHULUAN
Malnutrisi menjadi salah satu faktor utama penyebab kematian bayi di daerah tropis dan subtropis. Di negara miskin, satu dari lima bayi meninggal selama proses pertumbuhannya. Di berbagai negara diprediksi 7 juta orang meninggal pertahun akibat kelaparan, dan sebagian kasus ini disebabkan oleh undernutrisi kronik. Bagi anak penderita malnutrisi, juga menimbulkan vitamin A deficiency (VAD). Diketahui bahwa vitamin A merupakan modulator kunci pada sistem imun tubuh, membantu melawan infeksi serta mencegah penyakit seperti diarrhea, tuberculosis dan malaria. Beberapa kasus mengakibatkan kebutaan dan manifestasi xeroftalmia dengan kerusakan kornea (Fuglie, 2001).
 Prevalensi gizi kurang di Indonesia mengalami peningkatan dari 27.5 % tahun 2003 menjadi 28 % pada tahun 2006, demikian pula prevalensi gizi buruk meningkat dari 8.2 % tahun 2003 menjadi 8,5 % pada tahun 2006 (Susenas, 2006). Provinsi NTT dinyatakan sebagai Daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk karena terjadi peningkatan kasus gizi buruk yang sangat besar pada tahun 2004 s/d  2006, dengan besaran kasus 3 (tiga) kali lipat jumlah kasus gizi buruk  dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2003). Data Dinas Kesehatan Provinsi NTT per April 2008 menunjukkan jumlah anak pra sekolah terindikasi gizi buruk di wilayah ini berjumlah 3.023 balita.
Indikator laboratorium yang dapat dijadikan untuk uji sensitivitas status gizi individu dan spesifik untuk intake nutrisi antara lain albumin (Bahn, 2006). Albumin memiliki half life yang cukup panjang yaitu 14-20 hari dan benar-benar mampu untuk menjadi marker status nutrisi kronik. Salah satu tanaman di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk solusi dalam upaya penanganan kasus malnutrisi adalah tanaman kelor. Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman yang banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis. Daun kelor memiliki potensi sebagai sumber utama beberapa nutrient dan elemen  therapeutic, termasuk anti inflamasi, antibiotik, dan memacu sistem imun. Daun kelor memiliki kandungan zat besi dan protein tinggi yang memiliki potensi terapi suplementasi untuk anak-anak malnutrisi. Penambahan kelor pada diet harian anak-anak mampu melakukan recovery secara cepat karena mengandung 40 nutrient esensial. Daun pohon kelor menjadi sumber dari banyak nutrient yang diduga mampu mengatasi malnutrisi di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Kondisi geografis NTT dengan iklim tropis kering memungkinkan tanaman kelor tumbuh dengan baik. Kelor sebagai tanaman yang dapat dijumpai dalam skala luas di NTT yang sampai saat ini belum dimanfaatkan secara maksimal baik sebagai tambahan komsumsi diet bagi ibu hamil, wanita menyusui, balita akibat masih kurangnya informasi komposisi nutrisional kelor varietas NTT. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut melalui penelitian eksperimental laboratorium, untuk mengetahui dan membuktikan sejauh mana kandungan nutrisi pada tanaman kelor varietas NTT dapat memperbaiki status gizi individu yang mengidap kekurangan energi dan dan kalori akibat malnutrisi. Dan apakah suplementasi tepung daun kelor varietas NTT dapat meningkatkan kadar albumin pada tikus strain wistar yang diperlakukan KEP (Kurang Energi Protein).


METODE PENELITIEN
Waktu dan Tempat Penelitian
Pengambilan data dilakukan bulan Juli sampai dengan September  2010. Tempat penelitian adalah laboratorium Fisiologi Molekuler FK Universitas Brawijaya dan Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang.

Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan percobaan acak kelompok (RAK). Sebagai perlakuan dalam penelitian ini adalah dosis tepung daun kelor varietas NTT. Penelitian ini dilakukan dengan 6 kali ulangan.

Pembuatan Tikus KEP
Untuk pembuatan tikus KEP, tikus yang berumur 2 bulan diberi diet harian dengan susunan bahan pakan rendah protein (4%) dari total intake harian dengan karak/nasi yang dikeringkan dengan berat pakan 30gr/hari sesuai dengan berat pakan standard untuk diet harian tikus Wistar. Pembuatan tikus KEP dilakukan selama antara selang waktu 56 hari (2 bulan). Tikus telah dinyatakan KEP jika nilai albumin berada dibawah nilai 3,3 mg/dL atau berada minimal pada rentang sekitar 2,7 mg/ dL.

Untuk pakan standart yang diberikan adalah 30gr/hari dan komposisinya seperti tabel berikut ini:
Diet Normal :
PAR-S
Energi  = (1000:100) x 344 = 3400 Kal.
Protein = (1000:100) x 19 = 190 gram
Lemak  = (1000:100) x 4 = 40 gram
KH       = (1000:100) x 58 = 580 gram

Penghitungan Dosis Kelor dan Pembagian Kelompok Perlakuan
Untuk penghitungan dosis minimal tepung daun kelor dari varietas NTT sebagai berikut: Menurut FAO dosis tepung kelor untuk anak usia 3 tahun (BB 14 kg) sebesar 25 gr/hari. Untuk tikus dengan BB 200gr, maka dosis yang diperlukan minimal = 200/14000 x 25gr = 357 mg. Kemudian dibulatkan menjadi 360 mg/hari. Jadi untuk dosis tepung kelor yang digunakan yaitu 180, 360, 720, dan 1440 mg/hari.

Untuk tikus subjek penelitian dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
1.      Kontrol  Negatif = tikus wistar jantan usia 2 bulan diberi pakan standar.
2.      Kelompok Kontrol positif = tikus wistar jantan usia 2 bulan diberi pakan KEP  tanpa suplementasi tepung daun kelor selama 1 bulan.
3.      Kelompok I = tikus wistar jantan usia 2 bulan diberi pakan KEP dengan suplementasi tepung daun kelor dosis 180 mg /hari selama 1 bulan.
4.      Kelompok II = tikus wistar jantan usia 2 bulan diberi pakan KEP dengan suplementasi tepung daun kelor dosis  360 mg /hari selama 1 bulan.
5.      Kelompok III = tikus wistar jantan usia 2 bulan diberi pakan KEP dengan suplementasi tepung daun kelor dosis 720 mg/hari selama 1 bulan.
6.      Kelompok IV = tikus wistar jantan usia 2 bulan diberi pakan KEP dengan suplementasi tepung daun kelor dosis 1440 mg/hari selama 1 bulan.

Metode Pengukuran Albumin
Untuk pengukuran variabel indikator status gizi Albumin sebagai berikut:
Pengukuran kadar albumin dilakukan dengan uji kimia darah menggunakan prosedur alat Cobas Mira Plus di Laboratorium Fisiologi Molekuler FK UB.

Analisis Data
            Seluruh teknis pengolahan data dianalisis secara komputerisasi dengan One way Anova menggunakan Software Statistical Product and Servive Solution 16 PS (SPSS 14 PS) dengan taraf signifikan (p < 0,05) untuk mengetahui perbedaan kadar Albumin antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Data hasil analisis disajikan dalam bentuk mean±SD.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Efek Pemberian Tepung Daun Kelor pada Berat Badan dan Indikator Status Gizi
Berdasarkan hasil penelitian data perbedaan berat badan tikus percobaan kelompok diet normal, KEP dan kelompok KEP dengan pemberian tepung kelor berbagai dosis. Setelah 2 bulan pengamatan (pembuatan tikus KEP) dan 3 bulan (setelah perlakuan dengan pemberian tepung kelor) disajikan seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 1. Berat Badan Tikus pada  Bulan ke 2 dan 3 Menurut Pemberian Pakan
BB
(gr)
Kontrol (pakan normal)
(Mean±SD)
KEP
(Mean±SD)
KEP + kelor 180 mg
(Mean±SD)
2 bln
3 bln
2 bln
3 bln
2 bln
3 bln
228,7±11,3
250,0±11,6
100,8±11,6
93,0±11,7
105,8±13,4
217,3±23,3

BB
(gr)
KEP + kelor 360 mg (Mean±SD)
KEP + kelor 720 mg
(Mean±SD)
KEP + kelor 1440 mg (Mean±SD)
2 bln
3 bln
2 bln
3 bln
2 bln
3 bln
103,2±8,5
201,8±18,1
102,5±9,0
249,5±9,8
104,7±13,3
215,7±33,8

Berat badan tikus dengan pakan normal selama 2 bulan rata-rata lebih tinggi dibanding kelompok KEP. Pada bulan ke 3 semua kelompok mengalami kenaikan berat badan kecuali kelompok KEP murni yang justru turun dari 100,8±11,6 menjadi  93,0±11,7. Peningkatan berat badan tertinggi dicapai oleh kelompok KEP + Kelor 720 mg, sedangkan peningkatan berat badan pada penambahan tepung daun kelor diatas 720 mg/hari lebih rendah dibanding kelompok 720 mg/ hari.
Indikator status gizi pada penelitian ini dilakukan dengan pengukuran kadar albumin darah. Hasil pengukuran (rerata ± SD) disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Kadar Albumin Darah Menurut Kelompok Pemberian Pakan dan Dosis Tepung Daun Kelor

Parameter
Kelompok
Normal
KEP
KEP + Kelor 180 mg/hari
KEP + Kelor 360 mg/hari
KEP + Kelor 720 mg/hari
KEP + Kelor 1440 mg/hari
Albumin
3,10,19
2,50,14
2,90,12
2,50,12
3,60,12
2,60,16


Hasil pengukuran kadar albumin darah pada beberapa kelompok perlakuan disajikan pada Gambar 1 dibawah ini:

       Gambar 1. Hubungan antara Efek Pemberian Tepung Kelor terhadap Kadar Albumin.

Keterangan: 1 = kelompok kontrol negatif (pakan normal), 2 = kelompok kontrol positif (pakan KEP), 3 = kelompok perlakuan kelor dosis 180mg/hari, 4 = kelompok perlakuan kelor dosis 360mg/hari, 5 = kelompok perlakuan kelor dosis 720mg/hari, 6 = kelompok perlakuan kelor dosis 1440mg/hari.

Tabel 3. Rerata Kadar Albumin pada Beberapa Kelompok Perlakuan (g/dL)
Perlakuan
N
Mean  SD (p ≤ 0,05)
Kontrol Negatif
6
3,10,19 (b
Kontrol Positif
6
2,50,14 (a
Kelor Dosis 180mg
6
2,90,12(b
Kelor Dosis 360mg
6
2,50,12 (a
Kelor Dosis 720mg
6
3,60,12 (c
Kelor Dosis 1440mg
6
2,60,16 (a

Keterangan:
Notasi yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata sedangkan notasi yang berbeda menunjukkan berbeda signifikan.

Berdasarkan hasil pengukuran kadar albumin darah, peningkatan kadar albumin terjadi pada tikus KEP setelah pemberian tepung daun kelor. Peningkatan tertinggi terjadi pada pemberian dosis 720 mg /hari. Pemberian dosis diatas 720 mg/ hari menghasilkan kadar albumin seperti keadaan KEP sebelum diberi asupan tepung daun kelor.

Pembahasan
Tepung daun kelor varietas NTT jenis kelor hijau memiliki kandungan gizi lebih baik daripada jenis kelor merah, baik protein, lemak maupun  karbohidrat, tetapi kadar besinya lebih rendah (Therik, 2008). Bila dibandingkan dengan kandungan gizi daun kelor varietas Afrika (Fuglie,2000), varietas NTT masih lebih rendah, meskipun kandungan proteinnya hampir sama. Berdasarkan hasil penelitian Fuglie (2000) tersebut dapat kita bandingkan dengan kandungan gizi potensial dari tepung daun kelor varietas NTT. Dari hasil pengujian kandungan gizi kelor jenis hijau dari varietas NTT yang mengandung 27,01% protein per 100 g tepung kering daun kelor, nampak bahwa potensi kelor varietas lokal NTT dapat disetarakan dengan kelor yang telah direkomendasikan pada hasil penelitian di Afrika.. Hal ini berarti dari hasil penelitian pemberian tepung daun kelor varietas NTT pada model hewan KEP dapat dijadikan sebagai rekomendasi awal untuk eksplorasi lebih lanjut potensi nutrisional tepung daun kelor varietas NTT sebagai kandidat suplemen nutrisi untuk kasus malnutrisi.
Tingginya kandungan gizi daun kelor varietas NTT ternyata mampu meningkatkan status gizi tikus model KEP dengan ditandai peningkatan kadar parameter (indikator status gizi) yang dalam penelitian ini yaitu albumin. Hasil penelitian Fuglie (2000) di Senegal pada komunitas masyarakat kurang gizi dengan terapi tepung daun kelor juga menunjukkan hasil yang signifikan terhadap status gizi individu. Penelitian Tshikaji (FAO, 2006) melaporkan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi malnutrisi adalah dengan penggunaan kelor sebagai sumber diet tambahan, karena daun kelor memiliki kandungan protein lengkap (mengandung 9 asam amino esensial), kalsium, zat besi, kalium, magnesium, dan vitamin A, C, E serta B yang memiliki peran besar pada sistem imun. Data pada ibu dan bayi diberi diet dengan kelor, ibu mulai menghasilkan ASI cukup dan terjadi penambahan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat pada bayi masyarakat pedesaan di Congo.
Albumin memiliki half life yang cukup panjang (14-20 hari), sehingga dapat menjadi indikator status nutrisi kronik. Fungsi albumin yang utama sebagai protein carier dan membantu untuk menjaga tekanan onkotik (Bahn, 2006). Peningkatan kadar albumin hanya terjadi pada kelompok dosis 180 mg, 360 dan 720 mg/ hari. Sedangkan pada pemberian dosis 1440 mg/hari terjadi penurunan kadar albumin yang sama dengan kondisi KEP tanpa pemberian tepung daun kelor. Hal ini mungkin disebabkan dosis tepung daun kelor yang tinggi membebani kerja hepar dalam mensintesis albumin.
Pada kasus malnutrisi seperti pada kwashiorkor defisiensi protein akan menurunkan kualitas hidup individu dengan efek penurunan sistem imun, berat badan, dsb. Dari hasil penelitian ini pula memberikan gambaran awal bahwa tepung daun kelor dari varietas NTT memiliki kapabilitas poten untuk melakukan recovery terhadap beberapa indikator status gizi potensial. Hasil tersebut terlihat jelas pada kelompok perlakuan setelah tikus wistar diperlakukan dengan diet kurang energi protein (KEP) diikuti pemberian suplemen tepung daun kelor, ternyata kadar dari beberapa indikator tersebut naik kembali dan pada rentang dosis 180-720 mg/ hari mampu mencapai rentangan kadar normal untuk masing-masing indikator tersebut setelah pemberian dosis 360 mg/ hari.
Peningkatan indikator gizi pada tikus model KEP yang mencapai maksimal pada dosis 720 mg/ hari merupakan salah satu fenomena farmakologis bahwa efek pemberian obat (dalam hal ini suplemen tepung daun kelor) membentuk kurva sigmoid mempunyai batas maksimal.

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.  Pemberian Tepung daun kelor varietas NTT dapat meningkatkan status gizi tikus model KEP dengan indikator kadar albumin darah.
2.  Dosis optimal tepung daun kelor varietas NTT yang bisa meningkatkan status gizi tikus KEP adalah 720 mg/ hari

Saran
1.   Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji farmakodinamik, farmakokinetik, dan uji toksisitas tepung daun kelor varietas NTT untuk menentukan LD50 dan perubahan patologis organ pada hewan coba.
2.   Untuk tahap selanjutnya perlu dilakukan uji klinis untuk memastikan efektivitas, keamanan, dan gambaran efek samping bahan tepung kelor yang sering timbul pada manusia akibat pemberian bahan tersebut.