Gout (Arthitis pirai) sebenarnya
berbada dengan rematik. Perbedaannya rematik disebabkan karena peradangan pada
sendi sehingga terjadi arthitis. Adapun gout disebabkan kelainan metabolisme
yang dalam perkembangannya bermanifestasi terhadap peningkatan konsentrasi asam
urat dalam serum. Akibat lebih lanjut dari meningkatnya asam urat adalah
pembentukan tofi disekitar sekitar sendi dan kelainan ginjal yang meliputi
glomerulus, tubulus, jaringan interstitial, pembuluh darah, serta pembentukan
batu urat. Serangan pada penyakit gout bersifat rekurens yaitu kembalinya
gejala setelah berkurangnya gejala penyakit untuk sementara waktu (Tehupeiory,
1987) (Diah Krisnatuti, 2001).
Tanda-tanda khas dari penyakit gout
adalah serangan mendadak pada sendi, terutama ibu jari kaki. Serangan pertama
sangat sakit dan sering dimulai pada tengah malam. Sendi menjadi cepat bengkak,
panas, dan kemerah-merahan. Bahkan dengan sentuhan halus pada persendian,
penderita dapat berteriak kesakitan. Serangan ulangan biasanya timbul 1-2 tahun
berikutnya.dan berakhir dalam beberapa hari. Serangan tersebut menimbulkan rasa
sakit pada persendian yang terkena arthitis dan tetap sakit bila ditekan di
pinggiran sendi yang disertai nyeri, kemudian diikuti dengan peningkatan suhu
badan. Meskipun serangan pertama terjadi pada ibu jari kaki, tetapi sendi-sendi
yang lain seperti lutut, tumit, pergelangan kaki dan tangan juga merasa sakit
(Diah Krisnatuti, 2001).
Penderita hipertensi dan
hiperkolesterolemia cenderung beresiko terkena hiperurisemia. Hal ini
dikarenakan beberapa obat anti hipertensi, terutama thiazide diduga secara
tidak langsung mempengaruhi metabolisme lemak yang pada akhirnya mengurangi
pengeluaran asam urat (Kuntjoro, 1975) ( Diah Krisnatuti, 2001)
Diet
Hiperurisemia
Gout
atau asam urat adalah penyakit yang bersifat malignant dan penyakit
gastrointestinal yang disertai dengan diare. Penyakit ini berpengaruh terhadap
metabolisme purin. Batu asam urat terbentuk karena hiperurisemia, dehidrasi,
atau nilai pH urin yang rendah (bersifat asam). Makanan yang mengandung purin
tinggi, umumnya menghasilkan urin yang bersifat asam dan meningkatkan ekskresi
asam urat melalu urin. Oleh sebab itu, di samping meningkatkan asupan cairan
dan menghindari makanan yang mengandung purin tinggi, perlu diusahakan untuk
meningkatkan pH urin.
Tujuan
dari diet Batu Asam Urat ini adalah untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi optimat serta menurunkan kadar asam urat dalam plasma darah dan
meningkatkan pH urin menjadi 6,0-6,5.
Dalam menyusun diet, hendaknya memperhatikan kadar purin
dalam bahan makanan dan daftar makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi, sisa
asam tinggi, dan yang bersifat netral.
a. Bahan makanan yang
cenderung menghasilkan sisa basa tinggi :
Susu,
susu asam, krim, minyak kelapa, kelapa, santan, semua jenis sayuran terutama
bayam dan bit, semua jenis buah.
b. Bahan makanan yang
cenderung menghasilkan sisa asam tinggi :
Nasi, roti, makroni,
spagheti, cereal, mie, cake, kue kering, daging, ikan, kerang, telur, keju,
kacang-kacangan dan hasil olahannya, lemak hewan.
c. Bahan makanan yang
bersifat netral :
Jagung, tapioka, gula,
sirup, madu, minyak goreng selain minyak kelapa, margarin, mentega, kopi dan
teh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar