STROKE PERDARAHAN
INTRASEREBRAL
- Definisi
Stroke adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global),
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan
kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascula. Stroke perdarahan
intraserebral atau perdarahan intraserebral primer adalah suatu sindroma yang
ditandai adanya perdarahan spontan ke dalam substansi otak (Gilroy, 2000).
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran
darah menyebabkan serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau
mematikan sel-sel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya
fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah
penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara
industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang si
penderita mengalami kelumpuhan pada anggota badannya, hilangnya sebagian
ingatan atau kemampuan bicaranya. Untuk menggarisbawahi betapa seriusnya stroke
ini, beberapa tahun belakangan ini telah semakin populer istilah serangan otak. Istilah ini
berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan
jantung". stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh
emboli. emboli bisa berupa kolesterol atau mungkin udara.
Stroke adalah sindrom berupa
klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa defisit neurologis
fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak non traumatik. Bila gangguan peradaran darah otak ini berlangsung
sementara, beberapa detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi
kurang dari 24 jam, disebut sebagai serangan iskemia otak sepintas (transient
ischaemia attack = TIA) (Arif Mansjoer, 2000).
- Patofisiologi
Kebanyakan kasus PIS
terjadi pada pasien dengan hipertensi kronik. Keadaan ini menyebabkan perubahan
arteriosklerotik pembuluh darah kecil, terutama pada cabang-cabang arteri
serebri media, yang mensuplai ke dalam basal ganglia dan kapsula interna.
Pembuluh-pembuluh darah ini menjadi lemah, sehingga terjadi robekan dan
reduplikasi pada lamina interna, hialinisasi lapisan media dan akhirnya
terbentuk aneurisma kecil yang dikenal dengan aneurisma Charcot-Bouchard. Hal
yang sama dapat terjadi pembuluh darah yang mensuplai pons dan serebelum.
Rupturnya satu dari pembuluh darah yang lemah menyebabkan perdarahan ke dalam
substansi otak (Gilroy,2000; Ropper, 2005).
Pada pasien dengan tekanan
darah normal dan pasien usia tua, PIS dapat disebabkan adanya cerebral
amyloid angiopathy (CAA). Keadaan ini disebabkan adanya akumulasi protein β-amyloid
didalam dinding arteri leptomeningen dan kortikal yang berukuran kecil dan
sedang. Penumpukan protein β-amyloid ini menggantikan kolagen dan
elemen-elemen kontraktil, menyebabkan arteri menjadi rapuh dan lemah, yang
memudahkan terjadinya resiko ruptur spontan. Berkurangnya elemen-elemen
kontraktil disertai vasokonstriksi dapat menimbulkan perdarahan masif, dan
dapat meluas ke dalam ventrikel atau ruang subdural. Selanjutnya, berkurangnya
kontraktilitas menimbulkan kecenderungan perdarahan di kemudian hari. Hal ini
memiliki hubungan yang signifikan antara apolipoprotein E4 dengan perdarahan
serebral yang berhubungan dengan amyloid angiopathy (Gilroy, 2000;
Ropper, 2005; O'Donnel, 2000).
Suatu malformasi
angiomatous (arteriovenous malformation/AVM) pada otak dapat ruptur dan
menimbulkan perdarahan intraserebral tipe lobular. Gangguan aliran venous
karena stenosis atau oklusi dari aliran vena akan meningkatkan terjadinya
perdarahan dari suatu AVM (Caplan,2000; Gilroy,2000; Ropper, 2005).
- Klasifikasi Stroke
Secara umum stroke dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
1.
Stroke Hemoragik ( Perdarahan otak)
Stroke perdarahan disebabkan paerdarahan suatu arteri serebralis yang
disebut hemoragi, yang terdiri dari 2 jenis, yaitu :
a)
Perdarahan Intraserebral
Yaitu pecahnya pembuluh darah intrserebral sehingga darah keluar dari
pembuluh darah dan kemudian masuk ke dalam jaringan otak atau sering disebut
dengan perdarahan langsung ke dalam otak.
b)
Perdarahan sub Archnoid
Yaitu masuknya darah ke ruang sub arachnoid baik dari tempat lain
maupun berasal dari rongga sub arachnoid itu sendiri.
2.
Stroke non Perdarahan
Stroke non perdarahan adalah cedera pada jaringan otak yang disebabkan
oleh terhambat atau terhentinya suplai darah dan nutrisi (02) ke
otak.
a)
Transcient Ischemic Attack (TIA)
Yaitu serangan iskemik sepintas yang
berlangsung hanya dalam hitungan menit sampai sehari penuh ( misalnya
kelumpuhan lengan, tungkai, atau keduanya pada sisi yang sama, tetapi 15 menit
kemudian pulih kembali).
b)
Trombosis Serebral
Dapat terjadi akibat proses penyempitan (arteriosclerosis) pembuluh
nadi otak dengan derajat sedang atau
berat. Keadaan ini sangat berhubungan erat dengan usia, tetapi dapat pula
ditimbulkan oleh tekanan darah tinggi dan disertai factor resiko lain seperti
diabetes mellitus serta kadar lemak, termasuk kolesterol yang tinggi di dalam
darah. Jika pembuluh nadi sakit, aliran serta sifat darah akan mengalami
perubahan dan trombosis akan terjadi. Hal ini disebabkan karena keeping-keping
darah (trombosit) aktifitasnya meningkat dan melekat pada suatu daerah yang kasar di sebelah dalam pembuluh
nadi. Kemudian semakin banyak trombosit melekatt, dan di dalam cairan darah
yang disebut plasma, yang kemudian terjadi sejumlah perubahan sampai akhirnya
terbentuk suatu thrombus (bekuan darah), dimana proses ini dikenal sebagai
peristiwa koagulasi. Trombosis yang melekat pada dinding arteri dapat mengakibatkan
sumbatan yang lebih berat lagi, hingga hal inilah yang menyebabkan seseorang
terserang stroke.
c)
Embolisme Cerebral
Yakni bekuan darah yang terbentuk di tempat
lain (misalnya dalam jantung atau dalam salah satu pembuluh nadi utama yang
memperdarahi otak) terlepas dari tempatnya melekat, kemudian membentuk embolus,
terbawa darah ke dalam otak, dan akhirnya macet di dalam salah satu pembuluh
nadi otak (Thomas, 1995).
Emboli merupakan fragmen thrombus yang terlepas dari dinding arteri
dan ikut bersama aliran darah hingga mencapai arteri kecil dan terjebak di sana
sehingga tidak bias lepas dan menyebabkan timbulnnya sumbatan / terhentinya
darah danpada nantinya dapat menyebabkan stroke (Iskandar J, 2004).
Mayoritas pasien mengalami
nyeri kepala akut dan penurunan kesadaran yang berkembang cepat sampai keadaan
koma. Pada pemeriksaaan biasanya di dapati hipertensi kronik. Gejala dan tanda
tergantung lokasi perdarahan. Pasien usia tua dengan tekanan darah normal yang
mengalami PIS atau perdarahan intraserebellar karena amyloid angiopathy biasanya
telah menderita penyakit Alzheimer atau demensia progresif tipe Alzheimer dan
dalam perjalanannnya perdarahan dapat memasuki rongga
subarakhnoid.(Gilroy,2000).
a.
Serangan mendadak, cepat/akut dalam beberapa
menit/jam (3-6 jam)
b.
Defisit/ kelainan fungsi susunan saraf pusat
sebagai akibat gangguan (penyumbatan/perdarahan) pembuluh darah.
c.
Kesemutan atau gangguan sensibilitas dan
kelemahan dari angggota gerak seisi
termasuk wajah.
d.
Gangguan bicara/pelo (aphasia)
e.
Gangguan penglihatan pada satu atau kedua
mata.
f.
Kesulitan makan (disfagia).
g.
Muka
Lidah menceng sebagian
h.
Penurunan kesadaran (koma)
i.
Kematian mendadak (dalam jam/minggu/hari, dst)
a. Pengaturan
Diit
Pemberian makanan pada penderita stroke disesuaikan dengan
keadaan penderita, antara lain apakah kesadaran penderita menurun atau tidak,
dan ada tidaknya gangguan fungsi menelan. Pada pasien stroke iskemik biasanya
kesadaran tidak menurun dan tidak ada gangguan fungsi menelan. Sedangkan pada
stroke hemoragik kesadaran sering kali menurun sampai terjadi koma dan
ditemukan disfagia (gangguan menelan). Selain itu, pasien stroke juga mngalami
gangguan mengunyah, dan saluran cerna lain seperti tukak stres. Sekitar 30 -
40% pasien mengalami disfagia, dan sekitar 18% mengalami tukau stres pada
penderita stroke iskemik, dan sekitar 48% pada penderita stroke hemoragik.
Untuk
mencegah penurunan status gizi dan mencapai gizi yang optimal, diperlukan
penatalaksanaan asupan gizi yang tepat pada penderita stroke. Jalur pemberian
zat gizi dapat melalui mulut (per oral), enteral (melalui sonde), melalui pipa
(NGT) maupun parenteral (dengan selang infus) berdasarkan kondisi penderita.
Namun, terkadang penyulit yang timbul pada pemberian nutrisi melalui infus
(parenteral) berkepanjangan menimbulkan komplikasi phlebitis (radang pembuluh
vena) sehingga juga menghambat kegiatan fisioterapi penderita. Kesulitan
menelan pada penderita, terutama yang berbentuk cairan, perlu latihan menelan
dengan bantuan gel atau guarcol. Guarcol ini tidak berbau dan tidak memiliki
rasa, rendah kalori dan tinggi akan gum yang dapat digunakan untuk mengentalkan
cairan, makanan dan minuman.
b. Tahapan pemberian makanan dan minuman
1. Pada
tahap akut (24-48 jam)
Bila kesadaran penderita menurun atau tidak
sadar, diberikan makanan parenteral (makanan intravena) melalui selang infung,
dan dilanjutkan dengan makanan lewat pipa (NGT). Pemberian makanan perlu
hati-hati untuk memonitor kebutuhan gizi dan cairan yang diperlukan. Kelebihan
cairan dan peningkatan gula darah di dalam darah dapat menyebabkan edema
serebri. Energi yang diberikan sesuai kebutuhan basal tubuh, protein diberikan
sampai dengan 1,5 g/ kg berat badan/ hari, dan lemak sampai 2,5 g/ kg berat
bedan/ hari dan dekstrosa maksimal 7 g/ kg berat badan/ hari. Para peneliti
memberi rekomendasi agar kadar gula darah dipertahankan pada level 150-200 mg %
pad afase akut stroke.
2. Pada tahap pemulihan
·
Bila pasien sadar dan
tidak disfagia, dapat diberikan makanan melalui mulut (oral) secara bertahap
seperti makanan lunak, saring hingga berupa bentuk makanan yang biasa dengan
porsi kecil dan sering.
·
Bila terjadi disfagia,
jalur pemberian makanan diberikan bertahap mulai parenteral, kemudian ¼ bagian
mulut (per oral) dan ¾ bagian melalui pipa (NGT), selanjutnya ½ bagian per oral
(semi padat dan semi cair melalui NGT) dan diet lengkap (makanan dan minuman
oral).
·
Bila penderita mengalami
tukak stres akibat asam lambung dan gastrin meningkat, diberikan makanan secara
bertahap juga dimulai dengan makanan enteral (bila tidak ada perdarahan
diberikan melalui selang infus (parenteral) sampai perdarahan berhenti.
Pada penderita dengan gangguan menelan, pemberian
makanan disesuaikan juga sebagai berikut :
a.
Bila penderita
mengalami kesulitan menelan, diet yang
diberikan yaitu :
·
Makanan dengan aroma dan
rasa yang tajam dengan tujuan untuk merangsang dapat menelan semaksimal
mungkin.
·
Makanan dengna suhu
hangat/dingin untuk merangsang dapat menelan semaksimal mungkin
·
Makanan yang semi padat
untuk menghindari obstruksi (penyumbatan).
·
Potongan makanan yang
tidak terlalu besar untuk menghindari obstruksi.
·
Makanan porsi kecil dan
sering agar asupan makanan optimal.
b.
Bila sensasi (rasa) di
mulut menurun, maka sebaiknya dipertimbangkan :
·
Letakkan makanan di area
paling sensitif, suhu makanan dingin, makanan dengan aroma dan rasa yang tajam
agar penderita mendapatkan rasa yang maksimal.
·
Tidak mencampur makanan
dengan berbagai tekstur agar memudahkan menelan.
c.
Bila koordinasi otot
mulut melemah, maka dipertimbangkan :
·
Makanan semi padat agar
ke otot mulut minimal.
·
Hindari makanan yang
licin untuk menghindari masuk ke saluran nafas.
·
Makanan porsi kecil dan
sering agar asupan makanan optimal.
d.
Bila porsi elevasi laring
menurun, sebaiknya :
·
Makanan kental dan lembut
untuk mencegah menempelnya makanan pada laring.
·
Hindari potongan makanan
yang besar untuk mencegah obstruksi.
e.
Bila pita suara yang
menutup optimal, sebaiknya cairan yang diberikan tidak terlalu encer untuk
mencegah cairan masuk ke saluran pernafasan.
c. Jenis diet
Pemberian jenis makanan sebaiknya disesuian dengan
faktor-faktor risiko yang ada pada penderita. Pada prinsipnya, diet yang
diberikan adalah diet seimbang dengan modifikasi yang disesuaikan dengan
penyakit penyerta lain yang dialami penderita. Misalnya, penderita stroke
dengan hipertensi, sebaiknya diberikan menu diet seimbang dengan jumlah garam
yang dibatasi. Seeorang dnegan penyakit Diabetes mellitus, asupan gula dalam
diet harus dibatasi. Bagi penderita stroke dengan peninggian asam urat, maka
diet yang dianjurkan untuk membatasi asupan purin. Pengaturan diet merupakan
hal yang penting, karena merupakan salah satu upaya untuk mencegah stroke berulang. Oleh karena
itu, keluarga terdekat perlu sekali mengetahui jenis yang tepat untuk perawatan
penderita di rumah dengan menanyakan pada dokter/ahli gizi sebelum pasien
kembali dari rumah sakit.
- Tujuan Diet
a). Memberikan asupan cukup untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pasien
dengan memperhatikan kondisi fisik/klinis dan komplikasi penyakit yang ada.
b). Memberikan makanan dengan kandungan zat gizi yang adekuat untuk
mencapai status gizi yang optimal dan mencapai berat badan normal.
c). Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
d). Membantu menurunkan tekanan darh penderita
hingga mencapai normal.
e). Membantu mengurangi retensi garam atau air
dalam jaringan tubuh.
f). Mengurangi bdan mencegah komplikasi
lanjut]
g). Membantu mengurangi keluhan pasien
- Prinsip Diet
a). Rendah garam
b). Rendah Kolesterol
- Syarat Diet
a)
Energi diberikan sesuai kebutuhan berdasarkan
umur, jenis kelamin, tinggi badan, aktifitas fisik, dan factor stress untuk
memnuhi kebutuhan gizi pasien sehingga mencapai status gizi tetap normal.
b)
Protein diberikan sebesar 1 gr/kgBBI/hr karena
pasien dalam keadaan status gizi baik.
c)
Lemak diberikan cukup sebesar 20% dari total
kebutuhan enrgi total, diutamakan sumber lemak tak jenuh ganda untuk mencegah
dislipidemia sebagai pncetus CVA.
d)
Karbohidrat diberikan sebesar 65% dari total
kebutuhan energi, terutama digunakan jenis karbohidrat kompleks.
e)
Diberikan diet rendah garam II yaitu 600-800
mg Na atau ¼ sendok the garam dapur untuk mengurangi retensi cairan dan
menurrunkan tekanan darah.
f)
Serat diberikan cukup, yaitu 25 g/hr agar
tidak terlalu memberatkan kerja organ pencernaan.
g)
Kolesterol dibatasi < 300 mg sehari.
h)
Vitamin dan mineral cukup untuk menunjang
proses metabolisme dalam tubuh.
i)
Cairan cukup, yaitu 6-8 gelas untuk mencegah
dehidrasi.
j)
Makanan diberika dengan konsistensi lunak
yaitu nasi tim dikarenakan kondisi pasien saat itu masih lemah dan giginya
sudah tidak lengkap.
k)
Makanan yang tidak dianjurkan yaitu produk
olahan yang dibuat dengan garam dapur,
baking soda, kue-kue yang terlalu manis dan gurih.
l)
Sayuran yang disarankan dimakan adalah sayuran
berserat sedang, yaitu bayam, labu siam, kacang panjang, tomat, taoge, wortel.
Kangkung.
m)
Sayuran yang tidak disarankan adalah sayuran
yang menimbulkan gas, seperti sawi, kol, kembang kol dan lobak :sayuran
berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, daun melinjo, dan sayuran
mentah.
n)
Sumber protein nabati yang tidak dianjurkan
yaitu pindakas dan semua kacnag-kacangan yang diawet dengan natrium atau
digoreng.
o)
Bahan makanan yang tidak disarankan adalah daging ayam, dan daging sapi yang
berlemak, jerohan,dendeng, abon, kornet, daging asap, ikan sarden, ikan asin,
ebi, uadang kering, telur asin, es krim, keju, susu full cream.
p)
Buah yang perlu dibatasi adalah buah yang
mnenimbulkan gas seperti nangka, durian, dan buah yang diawet dengan
natriumseperti biah kaleng dan asinan.
q)
Sumber lemak yang perlu dibatasi adalah minyak
kelapa, minyak kelapa sawit, margarine dana mentega biasa, santan kental, krim
dan produk gorengan.
r)
Bumbu yan perlu dibatasi adalah bumbu yang
tajam seperti cabe, merica dan cuka yang mengandung bahan pengawet garam
natrium seperti vetsin, kecap asin, kecap manis, petis, saos tomat, terasi,
soda, baking powder.
Bahan makanan yang boleh
dan tidak boleh dimakan untuk penderita stroke
Bahan makanan yang boleh dimakan
|
Bahan makanan yang tidak boleh dimakan
|
Sumber Karbohidrat
Beras, kentang, ubi,
singkong, terigu, hunkwe, sagu, roti
|
Sumber Karbohidrat
Produk olahan yang
dibuat dengan garam dapur, soda/baking powder, kue yang manis
|
Sumber Protein
Sumber protei rendah
lemak seperti Ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu,
dankacang-kacangan
|
Sumber Protein
Daging sapid an ayam
berlemak, jerohan, otak, hati, ikan banyak duri, susu penuh keju, es krim,
dan produk olahan protein hewani yang diawetkan seperti daging asam, ham,
bacon, dendeng, kornet
|
Sayuran
Sayuran berserat sedang
dimasak, seperti bayam, kangkung, kacang panjang, labu siam, tomat, tauge,
wortel
|
|
Sumber Lemak
Sumber lemak dalam
jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama
diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar
|
Sumber Lemak
Minyak kelapa dan
minyak kelapa sawit, margarin dan mentega biasa, santan kental, krim dan
produk gorengan.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar